Header Ads

  • Suatu Pagi Di Antara Tuhan Dan Seekor Lalat

    Suatu Pagi Di Antara Tuhan Dan Seekor Lalat


    Seabad lalu, seorang penulis miskin di kota Kristiania pergi ke taman kota. Perutnya kosong, sepatunya butut. Dia menjerit kepada Tuhannya. Alangkah naifnya Tuhan jika harus menjadikannya sebagai kelinci percobaan. Sekiranya ini adalah cobaan untuk membuatnya lebih dekat dan lebih luhur kepadaNya, pikir penulis itu, maka Tuhan keliru betul.

    Sarafnya menjadi tegang, seolah Tuhan tengah menggoda dengan mencebloskan jariNya ke dalam sarafnya kemudian mengacungkan ke atas sehingga ujung-ujung sarafnya tersangkut di ujung jari Tuhan.

    Suatu Pagi Di Antara Tuhan Dan Seekor Lalat
    Seekor lalat hinggap di atas kertas tulisnya dan membuatnya geram. Dia meniup sekuat tenaga untuk mengusir lalat itu, makin lama makin kuat, tetapi sia-sia. Hewan cilik ini tiarap, berusaha membuat tubuhnya berat, sekuat tenaga bertahan hingga kaki-kakinya yang kecil membengkok. Kelihatannya tidak mungkin mengusirnya begitu saja. Lalat itu seperti mengaitkan kakinya pada sebuah koma di tengah tulisan, dan kaki yang lain pada sebuah tekukan kecil di kertas.

    Sekarang dia kembali tenang. Lalat keparat tadi masih di ujung kertas. Penulis itu merasakan perasaan yang aneh dalam dirinya; seolah-olah sebuah lubang telah terbuka pada jaringan sarafnya. Semenit lalu Tuhan menyentuh bagian itu, kemudian sekarang membiarkannya dengan lubang menganga. Dari lubang di tubuhnya mengalir keluar ajaran-ajaran masa kecilnya, dan dia menjadi lebih tenang.


    Tuhan menjamahnya serta meningggalkan bekas di sana. Antara dia dan lalat itu, sebuah garis lurus sedang digoreskan. Betapa idiotnya jika harus mengkhawatirkan makanan apa yang akan masuk hari ini sementara hewan cilik itu masih dibiarkan hidup oleh Tuhan. Jika burung di udara mendapat perhatian dari Tuhan apalagi seorang anak manusia? Tidak peduli betapa lusuh dan menyedihkannya dia pada suatu pagi di sebuah taman kota.

    Menjalani hidup artinya menjalani setiap kemungkinan. Siap atau tidak, seseorang harus menjadi lakon terbaik untuk setiap babak, dimana semua babak hidup akan selalu terlewati, entah sebagai pemenang atau sebagai pecundang. Gempuran dan pertaruhan berarti sesuatu; seseorang hanya perlu menjadi seekor lalat yang tahu bagaimana agar tidak terlempar dari pusaran.

    Suatu Pagi Di Antara Tuhan Dan Seekor Lalat
    Pemain terbaik hanya jatuh pada orang yang hadir seutuhnya dalam permainan begitu pula pelawak terbaik adalah dia yang menggenggam situasi dari atas panggung. Manusia hanya menjadi manusia jika dia hadir seutuhnya dalam setiap situasi.

    Dari sebuah taman kota di Kristiania, penulis miskin itu belajar satu hal. Lalat yang semula begitu tengik menjadi berkesan. Melalui kaki-kakinya yang bengkok dia bertahan atas identitasnya. Batasannya jelas; jika sekadar angin dia tidak perlu kabur sekalipun itu dari tiupan terkeras dari seorang pemarah. Di sana, sayapnya sedang bersiap terhadap setiap kemungkinan terburuk. Sekali tepukan, dia akan terbang pergi. Tuhan menjamin itu.

    - codeflare 2020 -

    Keyword


    blog, blogger, blogspot, blogging, puisi, sajak, roman, prosa, diksi, karangan, indah, kata, narasi, deskripsi, exposisi, bahasa, romansa, poet, poetry, inspiration, inspirasi, renungan, pantun, jenaka, motivasi, bacaan, article, quotes, stand by me, blessing

    Incoming Search Term


    Sajak ringan tentang ketuhanan, sajak gospel, narasi singkat penuh inspirasi, prosa tentang rasa bersyukur, puisi inspirasi penuh rasa syukur nikmat, roman picisan penulis blog dan rasa terimakasih, cari puisi tentang cara bersyukur, inspiration about god blessing, biar semangat menulis blog original penuh nikmat syukur, inspirasi unik tentang rasa terimakasih kepada yang maha kuasa, motivasi ringan tentang arti kehidupan, biar tetap semangat posting artikel blog dengan bersyukur kepada yang maha kasih dan kuasa, pantun jenaka inspirasi pagi blogging penuh rasa syukur, kata mutiara bahasa indonesia penuh arti dan makna bersyukur, bacaan ringan artikel blog codeflare

    1 comment:

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad