Header Ads

  • Asal-Usul Kata "Duit"

    asal usul kata duit


    Ketika kita mengamati kosakata dalam bahasa kita, kita akan menemukan kesamaan dengan beberapa bahasa di negeri tetangga, terutama dalam hal penyebutan uang. Kita menyebutnya "duit," dan tetangga kita juga menggunakan istilah yang sama.

    Dari manakah asal-usul kata "duit" itu?

    Istilah "duit" sebenarnya berasal dari nama salah satu uang koin logam yang digunakan dalam perdagangan di Belanda serta wilayah di barat Jerman yang berbatasan dengannya, seperti Kleve dan Geldern. Secara etimologis, kata "duit" atau "deut" berasal dari kata dalam bahasa Norse Kuno, yaitu "thveit," yang berarti sejenis koin kecil. Namun, arti harfiahnya adalah "kepingan-kepingan." Bahasa Norse Kuno kemudian diserap ke dalam bahasa Belanda dan Jerman.

    Pada masa penjajahan Belanda oleh VOC di Nusantara, termasuk Indonesia dan Malaysia, mata uang yang digunakan adalah "duit." Karena penggunaan yang luas oleh VOC dan interaksi yang intens dengan penduduk lokal, kosakata "duit" kemudian diadopsi oleh masyarakat setempat untuk menamai uang.

    Dengan demikian, kata "duit" yang kita gunakan sehari-hari memiliki sejarah panjang yang melintasi batas-batas geografis dan budaya, dari Eropa Utara hingga Asia Tenggara. Ini menunjukkan bagaimana perdagangan dan kolonialisme bisa mempengaruhi bahasa dan kosakata kita hingga sekarang.

    VOC hindia belanda
    Informasi Singkat

    Perusahaan Hindia Timur Belanda, secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia Timur (Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie; disingkat VOC) didirikan pada 20 Maret 1602. VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. Salah satu pemegang saham VOC terbesar adalah Isaac Le Maire, seorang pengusaha dan investor keturunan Yahudi dari Walonia (sekarang Belgia).

    Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas serta hak-hak istimewa (octrooi). Misalnya VOC boleh memiliki tentara, memiliki mata uang, bernegosiasi dengan negara lain hingga menyatakan perang. Banyak pihak menyebut VOC sebagai negara di dalam negara. VOC memiliki enam bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII atau 17 tuan. Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.

    Di kalangan orang Indonesia bahkan juga di Malaysia, VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini berasal dari kesalahan orang Indonesia ketika mengucapkan compagnie dalam bahasa Belanda yang merujuk pada makna perusahaan. Setelah VOC berakhir, istilah "Kompeni" kemudian mulai digunakan secara umum dalam bahasa sehari hari untuk merujuk ke pemerintah dan tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Indonesia.

    Kelahiran VOC tidak bisa dilepaskan dari pemberontakan 17 provinsi di Delta Sungai Rhien atas dominasi Dinasti Hasburg (Spanyol) di Eropa, yang dikenal dengan Tachtigjarige Oorlog atau Perang Delapan Puluh Tahun.yang idenya didapat oleh pemikiran freemason,untuk menumbangkan Perancis yang dikenal sebagai revolusi Prancis Akibat pemberontakan ini, Spanyol melakukan embargo atas para pemberontak yang memaksa mereka mencari jalan sendiri untuk mendapatkan rempah-rempah dan bahan perdagangan lain. Oleh karena itu VOC dipimpin oleh the heeren zeventienHeeren XVII (17 Direktur) yang mewakili 17 provinsi yang memberontak.


    Sumber : Wikipedia







    Sejarah Singkat Mata Uang "Duit" pada Masa Kolonial

    "Duit" adalah nama mata uang yang digunakan pada masa kolonial Hindia Belanda. Dalam bahasa Belanda, koin ini disebut "duit," sementara dalam bahasa Jerman disebut "deut." Mata uang ini memiliki nilai yang unik: empat keping duit setara dengan satu stuiver.

    Untuk mencegah penyelundupan dan pemalsuan, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) memesan koin khusus dengan monogram yang timbul di atasnya. Monogram ini berfungsi sebagai tanda resmi yang memastikan bahwa hanya jenis koin tersebut yang valid dan sah digunakan di wilayah Indonesia. Koin ini memiliki desain khusus yang membedakannya dari koin lain, sehingga memudahkan identifikasi dan pengawasan.

    Penyebaran Koin Duit

    Peredaran terbesar koin duit Belanda terjadi di Jawa, tetapi tidak terbatas di sana. Koin ini juga diedarkan di Ceylon (sekarang Sri Lanka) dan Malabar (sekarang bagian dari India). Karena satuan moneter tersebut tersebar luas di seluruh Kepulauan Melayu, kata "duit" akhirnya diserap ke dalam kosakata bahasa Melayu dan menjadi kata gaul untuk 'uang' selain "wang" (ejaan bahasa Melayu) dan "uang" (ejaan bahasa Indonesia).

    Penggunaan di Luar Indonesia

    Selain di Indonesia, duit juga pernah digunakan di beberapa wilayah lain yang berada di bawah pemerintahan Belanda. Salah satu contohnya adalah New Amsterdam, yang sekarang dikenal sebagai New York, serta Suriname. Di New Amsterdam, duit bahkan dikenal sebagai "penny New York" karena digunakan sebagai alat pembayaran selama bertahun-tahun hingga kekuasaan Belanda di sana berakhir. Duit juga terkenal karena digunakan untuk membeli pulau Manhattan dari penduduk setempat.

    Penggunaan di Eropa dan Pengaruh Bahasa

    Duit juga beredar di Kadipaten Kleve (sekarang bagian dari Jerman) dan Geldern (sekarang Gelderland, Belanda). Ini mungkin menjadi alasan mengapa pada abad ke-18 ungkapan "kein Deut" dimasukkan dalam bahasa Jerman yang artinya 'tidak sedikit'. Ungkapan ini menunjukkan bagaimana duit telah mempengaruhi bahasa dan budaya di luar wilayah asalnya.

    Pengaruh dalam Bahasa dan Budaya Lain

    Dalam bahasa Tamil, "Duttu" adalah istilah gaul untuk uang denominasi rendah, menunjukkan bahwa pengaruh kata ini meluas hingga ke budaya dan bahasa lain.

    Sejarah duit memberikan kita wawasan tentang bagaimana perdagangan, kolonialisme, dan pengaruh budaya berperan dalam membentuk sistem moneter di masa lalu. Meskipun kini duit tidak lagi digunakan, warisannya tetap ada dalam kosakata kita dan dalam sejarah ekonomi global. Penggunaan luas dan adopsi kata "duit" dalam berbagai bahasa menunjukkan betapa kuatnya pengaruh ekonomi dan administrasi Belanda pada masa kolonial.

    Demikian artikel blog tentang Asal-Usul Kata "Duit" terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa Like, Share dan Subscribe, untuk pertanyaan, kritik ataupun saran silakan ditulis pada kotak komentar di bawah. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan atau informasi yang kurang akurat, harap dimaklumi. Akhir kata Semoga Bermanfaat.



    Keyword

    duit, uang, mata uang, koin, nilai, tukar, sejarah, keuangan, voc, hindia, belanda, keping, guilden, jawa, indonesia, nusantara, melayu, perusahaan, company

    Incoming Search Terms

    Sejarah Duit, Asal muasal duit, arti kata duit, mata uang jaman dulu, uang voc disebut dengan duit, peredaran duit, nilai tukar duit jaman hindia belanda

    No comments

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad