Header Ads

  • Terjawab ! Ini yang Terjadi pada Manusia Jika Tewas di Luar Angkasa



    Salah satu impian umat manusia adalah mampu menjelajah luar angkasa yang tidak memiliki batas luas dan jarak. Di sana, jutaan misteri masih tersimpan dengan rapi hingga manusia wajib menguaknya dengan sempurna. Tapi, sesuatu yang berada di luar angkasa kadang susah untuk diteliti. Permasalahan yang dihadapi adalah susahnya akses untuk mendekat, ilmuwan harus menggunakan pesawat atau satelit. Kedua adalah tak ada manusia yang mampu ke sana dan mengamatinya dengan mata dan kepalanya langsung.

    Yang kita tahu, luar angkasa adalah sesuatu yang luas dan indah. Dari apa yang telah diketahui ilmuwan saja, banyak hal menakjubkan yang menarik untuk diketahui dari luar angkasa. Banyak yang berpendapat kalau luar angkasa adalah hal yang sangat misterius. Sejumlah hal yang saat ini telah dipelajari ilmuwan, masih sangat jauh dari apa yang belum kita tahu.

    Segala hal di luar angkasa memang penuh dengan jutaan misteri sehingga ilmuwan berambisi menempatkan banyak astronot ke luar angkasa di masa depan. Namun, tak banyak yang tahu apa yang akan terjadi pada tubuh mereka jika astronot meninggal di luar angkasa. Sejauh ini (April 2019), 18 orang telah meninggal di luar angkasa, sebagian besar astronot yang meninggal diantaranya adalah astronot NASA (14 orang).

    Informasi Singkat
    Manusia pertama yang ke luar angkasa ialah Yuri Gagarin pada 12 April 1961 menggunakan Vostok 1. Wanita pertama yang ke luar angkasa ialah Valentina Tereshkova pada Juni 1963 menaiki Vostok 6 berkebangsaan Rusia.

    Alan Shepard menjadi orang Amerika dan pemimpin astronot ke luar angkasa pada 5 Mei 1961. Wanita Amerika pertama ke luar angkasa ialah Sally Ride yang menaiki pesawat luar angkasa Chalenger misi STS-7 pada 18 Juni 1983.

    Misi pertama yang pergi ke orbit bulan ialah Apollo 8 yang dipandu oleh William Anders. Dia lahir di Hong Kong dan menjadi orang Asia pertama menjadi antariksawan pada 15 Oktober 2003. Yang Liwei menjadi rakyat China pertama menjadi antariksawan menggunakan pesawat Shenzhou 5.

    Rusia melaksanakan program Intercosmos telah membenarkan banyak orang-orang dari negara-negara sosialis pergi ke luar angkasa. Contohnya Vladimir Remek menjadi orang Czech pertama ke luar angkasa menjalankan roket Russia, Soyuz. Pada 23 Julai 1980, Pham Tuan menjadi orang Vietnam pertama menjadi orang Asia Tenggara ke luar angkasa menggunakan Soyuz 37. Pada 1980, rakyat Kuba bernama Arnaldo Tamayo Méndez menjadi orang keturunan Afrika pertama ke luar angkasa. Sedangkan kelahiran Afrika pertama yang ke luar angkasa ialah Patrick Baudry.
    Sumber : Wikipedia


    Sebelumnya, perjalanan terjauh manusia di luar angkasa adalah perjalan ke Bulan dan penelitian serta pemantauan melalui ISS (International Space Station) yang mengorbit Bumi. Saat ini, ilmuwan yang tergabung di NASA maupun lembaga antariksa swasta berambisi menempatkan manusia di Bulan (lagi) serta mengirim manusia ke planet Mars. Tentunya kedua perjalanan itu menambah risiko jumlah kasus astronot meninggal di luar angkasa.

    Namun pertanyaannya adalah, bagaimana kondisi tubuh jika kita meninggal di luar angkasa?

    Menjawab pertanyaan ini, Chris Hadfield, mantan komandan ISS berkata, potensi paling berbahaya adalah ketika spacewalk, atau berjalan di luar pesawat, dan hal ini lazim dilakukan. Sedikit kesalahan dalam prosedur, nyawa adalah taruhannya.

    Bahkan dengan prosedur yang sudah benar, satu meteorit kecil dapat menyobek pakaian luar angkasa astronot yang menyediakan oksigen dan perlindungan dari suhu ekstrem. Jika terpapar, dalam 10 detik saja air di kulit serta darah kita akan menguap. Sebagai gantinya, tubuh akan terisi dengan nitrogen yang ketika larut di kulit akan membuentuk gelembung yang segera akan meledakkan kita.

    Dalam 15 detik kesadaran kita sudah hilang dan dalam 30 detik saja paru-paru sudah tak berfungsi dan badan lumpuh. Jauh sebelum itu, tubuh kita sudah menjadi jasad karena sesak napas dan dekompresi, seraya tubuh membeku karena panas tubuh hilang di hampa udara.

    NASA sendiri disebut tak memiliki kebijakan soal mayat di antariksa. Namun Hadfield menyebut bahwa pelatihan ISS memberi sedikit gambaran untuk menangangi mayat luar angkasa. Ketika tubuh kita meninggal di luar angkasa, tubuh akan ditangangi sebagai biohazard, sehingga jasad akan dipakaikan pakaian bertekanan dan disimpan di tempat yang dingin hingga kembali ke Bumi.

    Kendati demikian, Hadfield menegaskan hingga saat ini belum ada kru yang meninggal dunia saat sedang bertugas di ISS. Meski NASA tidak memiliki kebijakan resmi untuk menangani kematian astronaut saat di luar angkasa, namun para astronaut teleah dibekali kemampuan dasar jika kondisi terburuk terjadi.

    Mengutip Mentalfloss, jika ada kondisi kematian kru maka para astronaut harus mencari tempat penyimpanan mayat, karena tidak ada area khusus untuk itu di ISS. Salah satu tempat yang direkomendasikan yakni tetap disimpan dalam kostum astronaut yang memiliki tekanan udara dan dibawa ke tempat dingin untuk meminimalisir bau.

    - dikutip dari berbagai sumber -

    No comments

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad